Selasa, 14 Oktober 2014

Sejarah Berdirinya Kabupaten Magetan

pendoposuryagrahamaget.jpg


Kata Mbah saya, kota Magetan dulu bernama Kadipaten Mageti yang dipimpin oleh seorang keturunan Raja dari Kerajaan Mataram dengan gelar Adipati. Saat itu Kadipaten Mageti termasuk wilayah kekuasan Kerajaan Hindu Mataram.
SetelahSultan Agung Hanyokrokusumo tahun 1645 Masehidigantikan oleh Sultan Amangkurat I pada tahun 1646-1677 kerajaan Mataram melemah, karena Sultan Amangkurat I bersekutu dengan Kompeni Belanda (VOC).
Pada tahun 1646, Sultan Amangkurat I mengadakan perjanjian dengan koloni Belanda, sehingga Belanda bisa memperkuat diri dan bisa bebas dari ancaman Mataram. Bahkan pengaruh kolonial Belanda bisa menguasai perdagangan sampai Ternate, Ambon dan Pulau Banda.
Sikap Sultan Amangkurat I yang bekerja sama dengan VOC ini menyebakan beberapa wilayah mulai memberontak diantaranya yaitu Pangeran Giridi pesisir utaramelepaskan diri dari Kerajaan Mataram.
Pangeran Trunojoyo dari Madura juga sangat kecewa dengan pamannya sendiri yang bernama Pangeran Cakraningrat II hanya bersenang-senang/foya-foya di pusat Pemerintahan Mataram. Sehingga Pangeran Trunojoyo memberontak Mataram pada tahun 1674 yang didukung oleh kerajaan kecil dari Makasar, Ternate dan Tidore.
Pada saat pusat Kerajaan Mataram sudah tidak aman/kacau balau, kerabat keraton yang bernama Basah Bibit (Basah Gondokusumo) dan Patih Mataram yang bernama Pangeran Nrang Kusumo dituduh bersekutu dengan para ulama, beroposisi menantang kebijaksanaan Sultan Amangkurat I.
Karena tuduhan itu, Basah Gondokusumo diasingkan di rumah kakeknya yang bernama Basah Suryaningrat di Gedong Kuning Semarang selama 40 hari. Patih Nrang Kusumo meletakkan jabatanya sebagai patih diganti Nrang Boyo II. Kemudian pergi bertapa di bagian timur Gunung Lawu. Nrang Kusumo dan Nrang Boyo II adalah putra dari Patih Nrang Boyo, Kanjeng Gusti Susuhunan Giri IV Mataram.
Dalam pengasingan di Gedong Kuning Semarang, Basah Gondokusumo mendapat nasihat dari kakeknya Basah Suryaningrat untuk pindah ke timur Gunung Lawu karena ada berita di timur Gunung Lawu sedang ada babat hutan. Babat hutan ini dilaksanakan oleh Eyang Buyut Suro yang bergelar Ki Ageng Getas atas perintah Ki Ageng Mageti.
Untuk mendapatkan sebidang tanah pemukiman, Basah Gondokusumo dan kakeknya Basah Suryaningrat di antar oleh Ki Ageng Getas menemui Ki Ageng Mageti di tempat kediamannya di dukuh Gandong Selatan yang sekarang bernama ‘Surya Graha’.
Alhasil, Basah Suryaningrat diberi sebidang tanah di sebelah utara Sungai Gandong sekarang tepatnya di Desa Tambran, Kecamatan Kota Magetan. Peristiwa pemberian sebidang tanah itu setelah mengalami proses musyawarah antara Basah Suryaningrat dengan Ki Ageng Mageti.
Setelah mengetahui Ki Ageng Mageti kalau Basah Suryaningrat masih kerabat keraton dan sesepuh Mataram yang memang harus memerlukan perlindungan. Sebagai tanda kesetian baktinya dengan Mataram, Ki Ageng Mageti akhirnya mempersembahkan seluruh milik tanahnya. Dan akhirnyapada tanggal 12 Oktober 1675,Ki Ageng Mageti sekaligus Basah Suryaningrat melantik cucunya yang bernama Basah Gondokusuma menjadi Adipati, dengan gelar Yosonegoro yang kemudian dikenal dengan nama Bupati Yosonegoro .
Karena rasabangganyaterhadapKi Ageng Mageti yang telah memberikantanah yang barwujud suatu wilayah yang cukup luas dan strategi, makaBasah Suryaningrat dan Yosonegoro (Basah Gondokusumo) menamakan tanah yang baru itu dengan nama tanah Magetan.




sumber : www.kabupatenmagetan.com

1 komentar: